malam menjelang melepas lelah jiwaku
tak kunjung hilang lelah ‘tika terselaput puzink pada dirimu
dunia tak selebar daun kelor
daun kelor pun tak selebar daun kelor di hatini
tak pernah kan hilang dirimu dari hatiku
tak sudah kan pergi bayangmu dari jiwaku
sungguh ku indahkan segala bayang maya wajahmu
sebagai “wajah kekasih”
wajah penuh rindu
rindu dendam asmara kalbu
demi tuk sebait kisah
demi tuk setitik kasih
tak mungkin kan berakhir
cuma lewat satu kata
satu makna
ini kan bertahan tuk selamanya...
sebagai kasihku nan lalu
tak pernah kan pudar dan pula layu dan jua lekang
biar segala musim suasana rimba hatiku
masih satu
dan kan tetap satu
di saat sepi hatiku melanda dini hari
ku renung dan kuulang segala ingatku masa lalu
tak ku sedar dan tak ku faham tiba masa kini
apakah sebab kerana sejuta hal diriku bisa terjadi
akan cinta kita
akan kisah
akan kasih kita
terang cahya purnama
cerah sinar mentari di terik hari
blum juga kini hatiku putih tuk mengerti
untuk faham diri
cuma ku dapat memahami sekejab hati
bahwa semua ini adalah takdir Illahi
dan kita tak mungkin bias lagi
tuk memungkiri
pun pula menolaknya
apalagi
tuk paksakan keadaan sebagai dahulu
waktu itu ktika kita masih bersama
tapi
aku yakin satu asa
suatu saat
suatu hari
suatu waktu
nanti
kita akan bertemu
biar hanya jiwa pula hati kita
entah dalam bagaimana keadaan
entah dalam waktu kapan
entah pula dalam ....
aku yakin
aku percaya
jodoh tak kan lari ktika dicari
dan tak kan sembunyi tika didiamkan
takdir Tuhan
siapa tahu
siapa sangka
kan tiba saat itu.....
demi kasih kita
demi kasih kerana Allah semata ....
pada akhirnya
Kuserahkan Kini Segala Kepada-Mu
Jogjakarta
22 Desember 2001
thinkin' of you at ... 12/10/2004 01:40:00 am
Cahaya Kehidupan …
dengan langkah gontai
kuberjalan menuju taman
di sana di bangku di samping pohon rindang
aku merebahkan badan lelah ini
ku tengadakahkan muka ke arah langit malam
langit yang penuh bintang-bintang
dan di sana ...
di sela-sela pohon besar itu
kulihat temaram rembulan separuh warna jingga
indah ...
ku termenung ...
apa sesungguhnya
makna kehidupan ini
dalam diam
kucari
kusibak rimbun hutan kehidupan
kuselusuh rimba dunia
kucurah lautan
dan di sana aku lihat
pancaran cahaya kehidupan
kutemukan makna
ku mendekat
ku serap cahaya itu
ku simpan
sejuk ...
ku terhenyak
kemudian ku berjalan pulang
aku masih menelusuri
kehidupan ini
bersama cahaya yang telah kutemukan
taman
aku akan kembali lagi
Jogjakarta, -
thinkin' of you at ... 12/10/2004 01:28:00 am
From the Movie "The Godfather"
µçÓ°[½Ì¸¸]Ö÷ÌâÇú
Andy Williams
Speak softly, love and hold me warm against your heart
I feel your words, the tender trembling moments start
We're in a world, our very own
Sharing a love that only few have ever known
*Wine-colored days warmed by the sun
Deep velvet nights when we are one
Speak softly, love so no one hears us but the sky
The vows of love we make will live until we die
My life is yours and all becau-au-se
You came into my world with love so softly love
(instrumental interlude>
*Wine-colored days warmed by the sun
Deep velvet nights when we are one
Speak softly, love so no one hears us but the sky
The vows of love we make will live until we die
My life is yours and all becau-au-se
You came into my world with love so softly love
in my heart
thinkin' of you at ... 2/29/2004 08:25:00 am
Waktu sebuah angin topan menimpa sebuah kota kecil dekat-dekat sini, banyak keluarga mengalami musibah. Sesudah itu, semua surat kabar lokal memuat banyak berita kemanusiaan yang menarik dengan liputan keluarga-keluarga yang paling menderita.
Di edisi Minggu, sebuah gambar khusus begitu menyentuh hatiku. Ada seorang ibu muda berdiri di depan sebuah rumah-mobil yang hancur, raut wajahnya mencerminkan kesedihan yang begitu memelas. Seorang bocah laki-laki, sekitar 7 atau 8 tahun, berdiri di sampingnya, matanya memandang ke bawah. Seorang gadis kecil sedang memegang erat-erat gaun ibunya, matanya memandang ke lensa kamera, lebar terbelalak penuh kebingungan dan rasa takut.
Berita yang menyertai gambar itu memberikan nomor-nomor ukuran pakaian tiap anggota keluarga itu. Perhatianku makin bertambah, aku mengamati ukuran-ukurannya hampir menyamai punya kami. Ini sebuah kesempatan bagus untuk mendidik anak-anakku membantu mereka-mereka yang kurang beruntung dari anak-anakku.
Gambar keluarga muda itu aku tempelkan pada lemari es, kuterangkan bencana mereka itu pada putra-putra kembarku, Brad dan Brett, yang berumur 7 tahun, dan pada putriku Meghan yang baru berumur 3 tahun.
Aku berkata, "Kita ini punya begini banyak, mereka itu sekarang hampir-hampir tak memiliki apapun. Ayo, mari kita membagikan milik kita dengan mereka." Aku bawa turun 3 kotak besar dari gudang bawah atap yang lalu kutaruh di ruang keluarga.
Meghan diam-diam mengamati kedua kakaknya dan aku yang sedang mengisi salah satu kotak itu dengan makanan kaleng dan lain-lainnya yang tahan lama, juga sabun dan kebutuhan kebersihan lainnya. Waktu aku memilah pakaian-pakaian, aku menyemangati putra-putraku untuk melihat-lihat mainan mereka dan menyumbangkan apa yang kiranya sudah kurang digemari.
Si Meghan terus memandang, diam saja, saat mereka itu mulai menumpuk mainan maupun 'game' yang mau dibuang. "Nanti habis ini akan ibu bantu carikan sesuatu untuk gadis kecil itu," kataku.
Bocah-bocah laki-laki itu mengisikan mainan-mainan yang mereka pilih untuk disumbangkan ke dalam salah satu kotak sedangkan aku mengisi kotak ketiga dengan pakaian-pakaian. Meghan datang berjalan sambil mendekap erat-erat di dadanya, Lucy, boneka kainnya yang selain sudah luntur, kucel bocel dan lusuh kumal namun begitu ia sayangi.
Ia berhenti sejenak di depan kotak yang memuat mainan-mainan itu, menempelkan wajahnya yang bulat kecil mungil pada muka lukisan Lucy yang datar ceper, memberinya sebuah ciuman selamat tinggal, lalu menaruhnya dengan lembut di atas lain-lainnya.
"Lho, Sayang," aku berkata, "Lucy tidak perlu kau berikan. Itu kan kesayanganmu?"
Meghan mengangguk dengan hikmat, matanya agak berkilau membasah dengan Air mata yang tertahan. "Lucy membuatku begitu bahagia, Bu. Mungkin nanti dia juga akan membuat gadis kecil itu bahagia sekali." Aku, yang semula maunya mengajar, malah mendapat pelajaran. Anak-anak laki-laki itu telah melihat dan melongo, mulut terbuka, saat adik perempuannya meletakkan boneka kesayangannya ke dalam kotak. Tanpa sepatah kata, Brad berdiri dan menghilang ke kamarnya.
Ia muncul kembali dan membawa salah satu mainan tokoh aksi-aksian yang paling ia kagumi. Terlihat ia agak ragu-ragu, maju-mundur sambil menggenggam mainan itu, lalu ia melirik Meghan dan kemudian diletakkannya di kotak, di samping Lucy.
Sebuah senyum pelan-pelan melebar di muka Brett, lalu ia lompat berdiri, matanya bersinar-sinar saat ia lari pergi mengambil beberapa buah mobil-mobilan dari kumpulan Matchbox yang ia begitu sayangi. Begitu terkagum, aku menyadari bahwa merekapun juga menangkap isi makna sikap dan tindakan Meghan.
Dengan menahan air mata, aku merangkul ketiga anak-anakku dalam pelukanku. Dengan rasa menelan yang berat, aku memandangi Meghan agak lama, termenung sebentar memikirkan bagaimana caranya aku bisa mengajar putra-putraku pelajaran yang Meghan baru ajarkan kepadaku, karena tiba-tiba saja aku sadar bahwa setiap orang bisa memberikan apa saja yang memang mau dibuang.
Tetapi kemurahan hati yang sejati ialah bila memberikan apa yang justru paling kau sayang dan hargai. Kebajikan murni sejati dan jujur ialah di saat gadis umur tiga tahun mengorbankan boneka tersayangnya, meskipun sudah kumal, kepada seorang gadis kecil lainnya yang tak ia kenal, dengan harapan bahwa itu akan membawa kadar kebahagiaan yang sama seperti yang ia terima.
Dengan mengambil contoh dari si kecilku, aku mengambil kembali jaket coklatku berjumbai-jumbai yang lama dari kotak pakaian. Aku ganti itu dengan jaket baru berwarna hijau-pemburu yang baru kutemukan minggu lalu waktu ada obral. Aku harap wanita muda di gambar itu akan menyukainya sama seperti aku.
Source : "True Generosity" by Elizabeth Cobb
thinkin' of you at ... 12/20/2003 05:48:00 am
Aku ...
Ingin menjadi dedaunan hijau rimbun yang selalu teduh melindungi
Ingin selalu menjadi cahaya mentari pagi yang hangat menerangi
Ingin menjadi purnama rembulan yang mencahaya ketika malam hari
Ingin menjadi angin semilir di kala terpa panas mentari terik siang hari
Ingin menjadi ... rajawali ... yang menghantarkan terbang ke segala penjuru
bumi ... mengarungi segala alam raya ...
Ingin menjadi merpati yang selalu menyampaikan kabar indah dan suka dari
surga...
Ingin menjadi permata ... yang ... walaupun terpecah oleh kala dan waktu ...
walaupun kini tinggal serpihan ... tapi masih gemilang memberikan segala
harapan ...
Allah ...
Hamba berdo'a hanya kepadaMu
Berharap hanya dengan Sujudku untukMu
hanya atas Ridlo dan KehendakMu
Amienn...
thinkin' of you at ... 12/13/2003 11:13:00 pm
mememememememe
likelikelike
hatehatehate
mememememememe
mememememememe
` Likes.
likelikelike
likelikelike
` Hates.
hatehatehate
hatehatehate
*October 2003
*November 2003
*December 2003